You are currently viewing Tugas Seorang Gembala

Tugas Seorang Gembala

  • Post author:
  • Post category:Kesaksian

Oleh Daniel Ronda

 

Ada pertanyaan kepada saya apa sebenarnya tugas seorang gembala sidang di sebuah gereja? Pertanyaan ini diajukan karena seringkali ada kesalahpahaman di antara gembala sendiri atau hamba Tuhan (HT) tentang tugasnya dan kesalahan persepsi majelis dan jemaat. Kesalahan dari hamba Tuhan adalah melihat dirinya seperti pegawai atau orang kantoran. Jadi dia berhitung atas kerja dan upah yang diterima. Di samping itu dia merasa kalau bukan tugasnya maka dia tidak mau melakukannya, terutama jika di gereja itu ada tim hamba Tuhan alias hamba Tuhannya ada beberapa orang. Jadi HT hanya berpatokan pada deskripsi tugas yang diberikan kepadanya. Hal lain adalah HT merasa bahwa karena tidak ada jam kantor, maka tanpa sadar lebih banyak waktu dipakai untuk urusan pribadi dan keluarga. Tentu ini bukan semua HT demikian.

 

Kesalahan dari majelis melihat HT adalah seperti pegawai yang dibayar oleh gereja sehingga takut melakukan improvisasi dalam tugas. Bahkan adakalanya tidak ada rasa hormat majelis karena dianggap manusia pegawai dan bukan pemimpin rohani atau wakil Tuhan. Jemaat juga melihat HT sebagai seorang yang serba bisa dan tidak boleh ada kesalahan serta bekerja “non-stop”. Sepatutnya semua pihak harus duduk bersama memamahi apa sebenarnya tugas gembala! Penggembalaan itu sebenarnya tugas kolektif tim kepemimpinan gereja. Hanya bedanya HT bersifat fulltime dalam arti mengabdi sepenuh waktu dan menerima persembahan kasih dari jemaat.

 

Maka tugas HT itu meliputi:

  1. Dia adalah penyelamat: bagi jemaat dan orang yang terhilang. Tidak ada yang luput dari pengetahuannya jika ada jemaat yang mulai tidak aktif di gereja. Dia juga rindu kepada jiwa-jiwa yang terhilang;
  2. Dia adalah seorang pemberi makan: setiap minggu dia memastikan jemaat makan makanan rohani yang terbaik dan membentuk tim “pastoral teaching” di mana tidak semua HT bisa naik mimbar pada hari Minggu. Seorang yang naik di hari Minggu sudah teruji doktrin, kehidupan dan pelayanannya serta memunyai karunia pengajaran;
  3. Dia adalah seorang pemimpin: di dalam organisasi kemajelisan, HT harus mengambil alih kepemimpinan dan memastikan bahwa visi dan misi gereja berjalan dengan baik. Dia sekaligus tahu manajemen dalam kantor gereja dan mensupervisi mereka yang bekerja di kantor serta menata pekerjaan Tuhan secara optimal;
  4. Dia adalah seorang pelindung dan pemelihara: HT harus menjaga umatNya dan melakukan pembesukan serta strategi pembesukan (bila jemaat besar) yang bukan hanya pada waktu duka atau sakit, tapi memastikan bahwa tidak ada dalam setahun jemaat yang tidak dikunjungi secara rutin sekalipun dia tidak sakit atau kena musibah;
  5. Dia adalah seorang penguat: HT harus seorang yang menguatkan jemaat dan rajin memberikan apresiasi karena pekerjaan di gereja bersifat sukarela. Bila ada kesalahan, jangan langsung dicela atau dikritik tapi memberikan masukan secara sopan dan baik;
  6. Dia harus pintar berelasi: HT harus punya banyak jaringan dan pandai bergaul tanpa memilih status sosial seseorang. Ramah terhadap semua orang, mau mendengarkan keluhan mereka;
  7. Dia harus orang yang berkorban: prinsip HT tidak hitung-hitungan pekerjaan, menerima tantangan baru dan berkorban yaitu memberikan yang terbaik bagi jemaat yang dipimpinnya. Pada sisi lain majelis dan jemaat harus mendoakan gembala dan HT-nya. Jangan dibiarkan mereka bekerja tanpa kasih dan dukungan jemaat. Pastikan gembala tidak kekurangan apapun (tentu tidak bermewah-mewah) secara keseluruhan. Beri masukan-masukan dengan cara baik dan sopan kepada HT yang adalah pemimpin rohani kita. Jika ada permasalahan, maka sebaiknya dipakai mekanisme organisasi sesuai aturan gereja setempat. Tidak ada salahnya meminta HT berhenti bila dirasakan tidak dapat lagi menyesuaikan dengan visi dan misi gereja, karena lebih berbahaya bila diselesaikan dengan cara menyebarkan kelemahan HT di antara jemaat yang justru bisa menimbulkan perpecahan. Lebih baik dituntaskan segera dan secara baik bila ada masalah lewat mekanisme pemberian nasihat dan penegakan pedoman organsiasi yang ada. #repost2014 #DR