You are currently viewing Pesta Roti Tidak Beragi

Pesta Roti Tidak Beragi

  • Post author:
  • Post category:Artikel

Pesta Roti Tidak Beragi diadakan satu hari setelah Pesta Paskah. Tentu hal ini bukan suatu kebetulan; kedua Pesta ini memiliki makna yang berkaitan erat satu dengan yang lain yang perlu kita pelajari.

IMAMAT 23 : 6
6  Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi TUHAN; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi.

Pesta Roti Tidak Beragi ini dirayakan pada tanggal 15, satu hari setelah perayaan Paskah yang diperingati setiap tanggal 14. Pesta Paskah merupakan pesta yang besar bagi umat beriman, sebab pesta Paskah diadakan untuk memperingati pembebasan umat Israel dari perbudakan Mesir. Pesta ini merupakan peringatan bagi kita, bahwa YESUS, Anak Domba Paskah itu sudah tersembelih bagi kita, agar kita terbebas dari dosa yang selama ini mencengkeram erat diri kita.

Perayaan Pesta Roti Tidak Beragi sesudah Pesta Paskah ini memiliki arti, bahwa sesudah kita menerima penebusan dari TUHAN YESUS, kita diingatkan untuk tidak makan “roti yang beragi”. Tentu bukan ragi secara hurufiah. Ragi yang dimaksudkan TUHAN ini memiliki dua arti. Yang pertama ragi itu adalah dosa, sedangkan arti kata “ragi” yang kedua adalah ajaran yang tidak benar. Setelah dosa kita diampuni, kita tidak boleh lagi berkubang dalam dosa atau mengikuti ajaran yang tidak sesuai dengan Firman TUHAN yang murni.

Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam Pesta Roti Tidak Beragi,  kita perlu belajar lebih mendalam tentang makna  roti dan ragi terlebih dahulu.

1 KORINTUS 10 : 16 – 17
16  Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan Darah KRISTUS? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan Tubuh KRISTUS? 17  Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.

Roti di dalam Perjamuan Kudus atau Hosti itu merupakan roti yang tidak beragi, hanya terbuat dari tepung dicampur air dan dipanggang. Roti atau Hosti itu tidak menggunakan ragi, sebab ragi merupakan lambang dosa. TUHAN YESUS adalah Roti yang Tidak Beragi, yang tanpa dosa, yang kita makan dalam Perjamuan Kudus.  Makan roti yang tidak beragi dalam Perjamuan Kudus itu melambangkan persekutuan atau bersatunya jemaat TUHAN dengan TUHAN YESUS sendiri. Jemaat atau gereja TUHAN ini satu di dalam TUHAN dan disebut Tubuh KRISTUS. Kita merupakan Tubuh, sedangkan YESUS KRISTUS merupakan Kepala.

Gereja yang benar-benar bersatu dengan TUHAN merupakan gereja yang sangat kuat. Siapakah yang dapat menang melawannya? Tidak ada satu musuh pun yang dapat melawan gereja yang bersatu dengan TUHAN seperti yang dijanjikan ALLAH kepada Yosua. Janji TUHAN itu berupa setiap jengkal tanah yang diinjak oleh Yosua akan menjadi miliknya. Janji ini juga berlaku bagi setiap orang yang bersatu dengan TUHAN, bahwa TUHAN akan memberikan kemenangan dalam setiap tindakan yang kita ambil.

YOHANES 12 : 24
24  AKU berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Biji gandum yang disimpan tetap akan berupa biji gandum saja. Lain halnya jika biji gandum itu ditanam di dalam tanah; dia akan bertumbuh dan berbuah banyak. Biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati itu adalah TUHAN YESUS sendiri yang merelakan DIRI-NYA untuk mati di atas kayu salib bagi umat manusia. Dengan kematian-NYA itu, dihasilkan bulir-bulir gandum yang akan dituai bagi Kerajaan Sorga, yaitu  gereja TUHAN.

Gandum-gandum yang berasal dari satu benih ini, yaitu KRISTUS, ditumbuk menjadi tepung sebagai bahan baku roti. Jemaat atau gereja TUHAN yang terdiri dari berbagai macam suku, latar belakang, status sosial itu “ditumbuk” menjadi satu. Tentunya biji-biji gandum itu tidak dapat lagi berkata, “aku berasal dari gandum yang ini, sedangkan kamu dari yang itu.” Semuanya sudah melebur menjadi satu untuk dibuat roti.

Selain memiliki arti bersatunya kita dengan KRISTUS, roti merupakan lambang bersatunya orang-orang beriman sebagai anggota Tubuh KRISTUS. Itulah sebabnya, saya menamakan gereja kita ini dengan sebutan “Tabernacle Family” yang merupakan satu keluarga, yang berdiri karena kematian satu biji gandum, yaitu KRISTUS.

Dengan bersatunya kita, tentunya tidak akan ada perseteruan ataupun perpecahan di dalam gereja. Jika sampai terjadi perpecahan, maka bukan kita yang menang, tetapi si Iblislah yang akan berjingkrak-jingkrak penuh kemenangan.

MATIUS 18 : 19 – 20
19  Dan lagi AKU berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BAPA-KU yang di Sorga. 20  Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-KU, di situ AKU ada di tengah-tengah mereka.”

Secara kontekstual, dua atau tiga orang berkumpul di dalam Nama YESUS pada ayat di atas adalah gereja.  Dan  jika anggota gereja TUHAN itu sepakat berdoa, artinya tidak ada perpecahan, maka doa mereka akan dijawab. Dua orang dalam ayat di atas dapat juga diartikan sebagai suami isteri, tiga orang berarti ditambah anak-anak. Keluarga yang berdoa dengan sehati, misalnya mendoakan usaha sang suami atau ayah, maka TUHAN akan menjawab doa tersebut. Persoalan seberat apapun bukan masalah, sebab kematian saja dapat dibangkitkan oleh TUHAN, apalagi jika hanya masalah lain yang lebih kecil, seperti masalah keuangan.

Persatuan membuat doa kita dijawab dan kita menjadi kuat. Itulah sebabnya setan berusaha keras dengan segala macam cara agar gereja terpecah belah. Setan tidak menggunakan cara menghalang-halangi orang untuk datang ke gereja, tapi cara yang lebih efektif adalah mengaduk-aduk di dalam gereja, sehingga terbentuk kelompok ini dan kelompok itu yang tidak mau bersatu.

ROMA 12 : 4 – 5
4  Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, 5  demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam KRISTUS; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

Tubuh memiliki banyak anggota tubuh, antara lain tangan, kaki, jari, yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Sesuai fungsinya, kaki dipakai untuk berdiri dan berjalan. Jangan kita menggunakan tubuh tidak sesuai fungsinya, misalnya tangan untuk berjalan. Semua bagian tubuh itu penting, sampai bagian yang kecil dan kelihatannya kurang berarti. Misalnya saja alis mata yang memiliki tugas sebagai penahan keringat agar tidak masuk ke mata.

Demikian pula dengan Tubuh KRISTUS. Di dalam gereja ada yang bertugas sebagai pendeta, pemimpin pujian, pemain musik, majelis ataupun jemaat. Semua bagian mengemban tugas yang sama pentingnya dan saling melengkapi. Kita tidak boleh menyombongkan diri dan berkata, bahwa kita yang paling penting, atau sebaliknya merasa rendah diri dan mengatakan diri kita tidak penting.

Semua sama di hadapan TUHAN yang menjadi Kepala yang mengendalikan gereja. Harus ada harmoni di antara anggota tubuh KRISTUS yang satu dengan yang lain di dalam gereja. Contohnya saja kaki berjalan menuju ke meja makan dan tangan bergerak mengambil makanan. Tanpa dikendalikan oleh YESUS atau Firman ALLAH, maka gereja ibarat orang menderita penyakit Parkinson, yang anggota tubuhnya bergerak tanpa kontrol.

Merupakan kebohongan jika gereja dapat berdiri tanpa Firman TUHAN, sebab ajaran Firman TUHAN itu adalah Roti yang tidak beragi, berlawanan dengan ragi Farisi atau ajaran orang Farisi yang tidak sejalan dengan Firman.

Oleh karena itu saya senantiasa berdoa agar diberi wahyu, sehingga saya dapat menjabarkan wahyu Firman ALLAH itu kepada jemaat. Di dalam Injil, Yohanes menuliskan, “Jikalau kamu tinggal di dalam AKU dan Firman-KU tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya” (Yohanes 15:7).

Namun sebelum janji berkat itu dapat kita nikmati terkandung syarat yang perlu kita penuhi terlebih dahulu, yaitu kita tinggal di dalam Firman dan Firman itu tinggal di dalam kita, artinya ada harmoni antara TUHAN dan kita. Karena itu, sebelum kita menagih janji itu, terlebih dahulu kita perlu memeriksa, sudahkah Firman TUHAN itu ada di dalam hati kita?

1 KORINTUS 5 : 7 – 8
7  Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu KRISTUS. 8  Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus agar mereka membuang ragi yang lama, yaitu dosa. Setelah ragi yang lama itu dibuang, maka kita akan menjadi adonan yang baru atau menjadi ciptaan yang baru. Lebih lanjut Paulus mengatakan, bahwa kita memang tidak lagi beragi, tidak lagi dikuasai oleh dosa, sebab kita sudah ditebus oleh darah TUHAN YESUS.

Sedangkan ragi yang lama di dalam ayat 8 berarti ajaran yang lama, yakni Taurat. Marilah kita berpesta dengan ajaran yang baru, yaitu Firman ALLAH yang merupakan anugerah, yaitu kemerdekaan rohani bagi kita. Kita dapat berpesta jika kita menikmati Firman TUHAN yang murni, sebab Taurat tidak dapat menyelamatkan kita dari kutuk dosa.

Menilik perlunya mengenal kemurnian dan kebenaran Firman TUHAN, tanggung jawab seorang pendeta itu cukup berat. Dia dituntut untuk dapat memperkenalkan TUHAN kepada jemaat. Dengan mengenal Pribadi TUHAN yang penuh cinta dan Mahakuasa, jemaat tidak akan ragu-ragu untuk datang bersimpuh di kaki TUHAN untuk menerima berkat-berkat-NYA.

2 KORINTUS 7 : 1
1  Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan ALLAH.

Kita telah menerima janji-janji KRISTUS, bahwa kita akan dibawa masuk ke dalam Sorga yang mulia. Namun setelah menerima janji itu, kita perlu selalu menguduskan diri kita agar kita jangan sampai berkubang lagi di dalam dosa. Sebab jika kita kembali hidup di dalam dosa, janji KRISTUS itu tidak berlaku lagi di dalam kehidupan kita.

Ragi yang lama itu kita buang. Dosa, misalnya judi, mabuk-mabukan dan dosa-dosa yang kita perbuat sebelum mengenal TUHAN itu harus kita buang. Dan sebagai langkah berikutnya, setelah dosa-dosa itu kita tanggalkan dari hidup kita, kita harus menerima Firman TUHAN yang murni. Tidak ada gunanya membuang dosa, tetapi kita menerima ajaran sesat yang membawa kita kembali di dalam dosa. Sebab kesesatan itu adalah dosa.

Mengapa kita tidak menerima pertolongan TUHAN, padahal kita merasa sudah rajin ke gereja, berbuat ini dan itu? Keadaan tersebut seringkali membuat kita marah kepada TUHAN.  Itu dikarenakan kita masih hidup di dalam dosa. Oleh karena itu, janganlah kita mau bermain-main dengan dosa yang akan membuat kita kehilangan janji ALLAH itu.

MAZMUR 119 : 133
133  Teguhkanlah langkahku oleh janji-MU, dan janganlah segala kejahatan berkuasa atasku.

Yang perlu kita minta dari TUHAN agar kita tidak berbuat dosa lagi adalah kita minta diteguhkan langkah kita dengan Firman TUHAN. Dengan berpegang teguh pada Firman TUHAN, kita akan melangkah ke arah kebenaran, sehingga kejahatan tidak lagi berkuasa di dalam hidup kita.

Firman TUHAN itu bukan hanya sebatas di mulut kita saja, tetapi juga di dalam perbuatan kita. Saya berdoa, agar TUHAN menjadikan saya teladan di dalam perkataan dan di dalam perbuatan bagi jemaat, seperti saya mengikuti teladan KRISTUS.

Kebiasaan saya sebelum menjadi orang Kristen adalah selalu memaki bila bertemu teman lama. Orang yang mendengarnya menganggap risih perbuatan kami itu. Tetapi bagi kami yang bersekolah di Surabaya, hal itu biasa. Kalau tidak memaki, rasanya ada yang kurang. Perubahan terjadi setelah saya menjadi orang Kristen dan hidup di dalam Firman TUHAN. Mau mengulang kebiasaan lama saat bertemu teman lama, rasanya kok tidak nyaman bagi saya. Ketika teman saya memaki saya sebagai “salam”, makian itu membuat telinga saya panas. Saya bahkan menerima olok-olok dari teman saya yang menganggap saya sok, ketika saya memintanya tidak lagi melakukan kebiasaan lama kami itu.

Perubahan seperti itulah yang merupakan karya Firman TUHAN di dalam kehidupan orang beriman. Jika dahulunya merupakan seorang penjudi, setelah mengenal Firman TUHAN tidak mau lagi berjudi, bahkan tidak nyaman berdekatan dengan orang berjudi.  Jika tadinya seorang perokok berat, hidupnya diubahkan seratus delapan puluh derajat, yang tidak lagi mau merokok, bahkan sangat terganggu bila duduk dekat orang yang merokok.

Diibaratkan, Firman TUHAN itu seperti antitoksin yang membentengi kita dari racun dosa dan ajaran sesat. Semakin banyak kita makan Firman TUHAN yang merupakan roti tidak beragi, semakin mampu kita menolak pengaruh dosa. Memang manusia sukar untuk menolak godaan dosa yang menggiurkan. Digambarkan dosa itu merah warnanya seperti wine yang menarik, namun akan mematuk seperti ular beludak bagi siapa saja yang meminumnya. Jika pikiran kita telah dibentengi oleh Firman ALLAH, warna merah itu tidak akan membuat kita tergiur dan jatuh terjerembab.

MATIUS 6 : 22 – 23
22  Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; 23  jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Dosa manusia yang pertama kali itu terjadi melalui mata. Di dalam Kejadian 3:6 dituliskan, “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.”

Kita perlu, bahkan wajib hati-hati menjaga mata kita dengan Firman TUHAN agar kita tidak jatuh ke dalam bujukan si ular tua seperti yang dialami oleh manusia pertama di taman Eden. Banyak manusia yang terjerumus ke dalam dosa karena salah mengguna matanya. Mereka menggunakannya dengan sembarangan, sehingga tergoda oleh dosa dan akhirnya hidupnya dikuasai oleh kegelapan.

Di dalam 2 Korintus 4:4 dituliskan, bahwa setan seringkali membutakan mata rohani kita, sehingga kita tidak dapat memandang TUHAN lagi. Atau seperti yang dialami oleh kedua murid TUHAN di dalam Lukas 24:31, yang bercakap-cakap dengan TUHAN YESUS sepanjang perjalanan, tetapi tidak dapat mengenali-NYA. Padahal, mereka sudah menjadi murid TUHAN dan pernah bersama-sama dengan TUHAN sebelumnya. Itu terjadi karena saat itu TUHAN YESUS belum naik ke Sorga dan ROH KUDUS belum turun. Memang gereja TUHAN berdiri setelah TUHAN YESUS kembali ke Sorga dan ROH KUDUS dicurahkan.

Setelah TUHAN YESUS memecahkan roti, artinya menguraikan Firman TUHAN, mata mereka yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka. Siapakah yang dapat membuka mata rohani kita setelah diracuni, ditutupi dan dimeterai oleh penguasa kegelapan? Hanya TUHAN YESUS yang adalah Firman, yaitu Roti Tidak Beragi. Berpestalah dengan Roti yang Tidak Beragi itu, sehingga mata rohani kita akan dicelikkan dan mampu memandang kemuliaan ALLAH dan berjalan di dalam kebenaran ALLAH. Amin.(Oleh : Pdt. DR. Benny Santoso, Ph.D.)

sumber :  http://www.tabernakel.org/renungan/?id=08071901