HARI NATAL (25 Desember):
TEMA: Mataku telah melihat keselamatan yang datang dari-Mu
(Lukas 2:21-35)
PESAN NATAL:
Shalom, salam damai sejahtera bagi kita semua. Kembali di tahun 2024 kita memperingati perayaan terbesar dalam sejarah umat manusia yaitu kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Perayaan Natal sekaligus menandai juga kesiapan memasuki tahun yang baru. Bersyukur kepada Tuhan bahwa setelah melewati masa pandemi yang berat, maka tahun ini sudah secara normal dapat merayakan Natal tanpa pembatasan akibat pandemi Covid-19. Walaupun kembali normal, dunia pasca pandemi sudah benar-benar berubah. Gereja diperhadapkan dengan tantangan membangun pelayanan digital lebih serius di mana dulu hanya menjadi sebuah pilihan pelayanan sebelum pandemi. Dunia memerlukan kehadiran gereja di dunia digital karena di sana manusia berkomunitas, berinteraksi, bahkan menjalani kehidupan mereka. Kita menyambut era digital ini dengan penuh harapan bahwa kualitas kehidupan manusia akan lebih baik. Tetapi tidak dapat disangkali era digital juga memiliki banyak tantangan yang mengerikan. Dampak kehancuran untuk manusia menanti jika gereja tidak mengantisipasinya. Anak muda gereja bukan hanya kecanduan “games online”: namun jauh lebih lagi seperti judol (judi online), pinjol (pinjaman online) yang telah menghancurkan jutaan manusia Indonesia di semua generasi, mulai dari anak-anak, remaja, sampai kepada orang dewasa. Ini bukan hanya mengkhawatirkan bagi negara, tapi gereja pun harus bersikap dan mengambil langkah-langkah nyata dalam menanggulangi permasalahan yang berdampak bagi kehancuran keluarga-keluarga.
Permasalahan di era digital di atas hanya contoh kecil dari tantangan yang mengemuka. Namun kita tidak hanya melihat tantangan dan masalah. Justru gereja hadir menjadi jawaban dan memberikan harapan. Tema Natal GKII mengajak semua umat Tuhan untuk berfokus kepada Yesus yang adalah juruselamat dunia. Banyak mata hati umat Tuhan sudah beralih dari Tuhan kepada kenikmatan dunia. Mata mereka sudah dibutakan oleh berhala masa kini lewat gawai (gadget) yang ada di tangan kita. Dunia yang ada di genggaman tangan manusia menjadi berhala baru yang membuat mata rohani manusia terbutakan.
Kisah Simeon dalam Lukas 2 adalah naratif kelahiran bagian akhir dari Injil Lukas yang mengisahkan kesetiaan seorang Simeon dan Hana yang menantikan kedatangan Sang Juruselamat manusia. Tiap hari dalam kesetiannya di Bait Allah berdoa dan menantikan kehadiran sosok penyelamat dunia. Dengan hadirnya Yesus ke Bait Allah, dia mengalami lawatan Roh Kudus sehingga dia pun menyanyikan sebuah lagu yang dikenang di seluruh dunia dengan nama “Nunc Dimittis” atau biarkanlah hambaMu pergi (29). Nyanyian ini adalah nyanyian sukacita dan pengharapan yang membawa damai sejahtera di mana keselamatan akhirnya datang bagi seluruh umat manusia. Dan Simeon menyatakan “Mataku telah melihat keselamatan yang datang dari-Mu”. Baginya inilah hadiah terbesar dalam hidupnya, mata rohani terbuka dan mempersiapkan dirinya menuju kepada kekekalan dalam damai sejahtera.
Kisah ini memberikan pesan kuat kepada kita semua, apakah mata rohani kita sudah diarahkan kembali kepada Yesus yang mulai teralihkan atau bahkan dibutakan oleh berhala masa kini? Natal mengajak kita merefleksikan kasih-Nya yang menyelamatkan kita seutuhnya dan memulihkan hubungan yang sudah rusak.
Pernyataan Simeon ini juga membuat kita disadarkan bahwa banyak manusia yang masih dibutakan oleh ilah zaman ini. Momen Natal adalah momen pewartaan Injil kasih Kristus yang mencelekkan mata rohani manusia yang tidak mampu melihat karya Kristus yang menyelamatkan. Gunakan momen Natal ini untuk memikirkan pelayanan misi di gereja lokal sampai misi kepada bangsa-bangsa.
Kehancuran alam ciptaan juga menjadi implikasi yang perlu mendapatkan perhatian bagi gereja-gereja lokal. Bukankah karena keserakahan manusia atas nama ekonomi dan pembangunan, maka hutan, sungai, gunung dihancurkan tanpa peduli bahwa ini mengancam eksistensi manusia itu sendiri? Kaum oligarki dengan sewenang-wenang merusak alam ciptaan yang membuat manusia di sekitarnya terdampak sangat hebat lewat pembabatan hutan dan penambangan yang semena-mena. Fenomena banjir dan tanah longsor serta kesehatan yang rusak akibat pencemaran sungai atau air menjadi masalah nyata di gereja kita saat ini. Mata kaum oligarki sudah dibutakan dengan mammon. Gereja harus ingat bahwa pemeliharaan ciptaan adalah tanggung jawab mereka dan tidak bisa berdiam diri melihat kehancuran alam yang terjadi di depan mata mereka. Langkah nyata gereja diperlukan untuk membukakan mata umat karena keselamatan dalam Kristus bersifat menyeluruh (holistik). Pesan Natal tahun ini hendaknya diarahkan kepada komitmen kepada damai sejahtera untuk seluruh ciptaan.
Pada akhirnya, marilah kita sebagai umat Tuhan memandang selalu kepada Yesus sumber keindahan, kebahagiaan, dan keselamatan manusia. Dalam sebuah terbitan ada nyanyian di NKI 305 dengan judul Pandanglah Selalu Yesus Hu (Turn Your Eyes Upon Jesus):
Pandanglah pada Yesus
Lihat muka-Nya yang ajaib
Sesungguhnya harta dunia lalu
Keindahan Hu tinggal tetap.
Selamat Merayakan Natal dan menyambut Tahun Baru 2025. Tuhan Yesus menyertai dan membimbing langkah-langkah kita ke depan dengan mata yang tertuju dan berharap kepada Yesus, Sang Juruselamat Dunia.
Jakarta, 22 November 2024
Pdt. Dr. Daniel Ronda, Th.M.
Ketua Umum