You are currently viewing BERTAMBAH LEBIH LUAS <strong>(Yesaya 54-2-3)</strong>

BERTAMBAH LEBIH LUAS (Yesaya 54-2-3)

Refleksi HUT GKII ke-95

Oleh Pdt. Dr. Daniel Ronda (Ketua Umum Gereja Kemah Injil Indonesia)

Adalah William Carey, seorang utusan Injil ke India yang berkhotbah dari Yesaya 54:2-3 yang mengubah dirinya sebagai misionari dan mengubah paradigma misi kepada jiwa yang terhilang. Itu sebabnya dia disebut Bapa Misi Modern karena sejak dia mulai bermunculan badan misi pengutus dari kelompok denominasi Protestan di mana pengutusan dilakukan dengan strategi dan manajemen misi yang sudah dipersiapkan secara matang. Judul khotbahnya yang menginspirasi dunia misi adalah Expect Great Things from God; Attempt Great things for God (Harapkan Hal-Hal Besar dari Tuhan; Usahakan hal-hal besar untuk Tuhan) di tahun 1792. Gerakan inipun akhirnya menginspirasi pendiri gerakan misi dunia Rev. A. B. Simpson.

Gereja Kemah Injil Indonesia lahir dari gerakan misi The Christian Missionary Alliance yang didirikan oleh Rev. A. B. Simpson. Dia mengutus misionari pertama ke Kongo, Afrika di tahun 1884 dan disusul ke berbagai negara termasuk Asia. Adalah Rev. DR. R. A. Jaffray salah satu utusan misi yang diutus ke China. Setelah 32 tahun di Tiongkok, Tuhan menuntunnya memulai pelayanan di Indonesia. Hari ini warisan pelayanan yang ditinggalkan telah berkembang ke seluruh Indonesia dan juga terbentuk berbagai denominasi gereja lain selain GKII di Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Jaffray. Bagi Jaffray panggilan gereja yang utama adalah misi bagaimana terus berkomitmen memperluas pelayanan sampai semua bangsa mendengar Injil.

Dalam memasuki ulang tahun ke-95 yang jatuh setiap tanggal 10 Februari, semangat misi gereja tidak boleh hilang karena itulah hakikat GKII. Namun pada saat yang sama gereja tidak boleh lupa untuk memperkuat gereja lokal yang sudah terbentuk. Jangan sampai ada perkataan yang kerapkali diucapkan: “Kemah Injil jago menginjil tapi tidak bisa merawat jiwa yang sudah dimenangkan”. Kita tidak mau ucapan itu terdengar dan ini menjadi tantangan kita generasi penerus, bagaimana membangun eklesiologi yang pastoral Kristosentris dengan semangat bermisi yang kuat. Gabungan ini bukan suatu yang mudah namun sebuah keniscayaan yang mutlak dalam gereja kita.

Dari teks Yesaya 54:2-3 maka ada beberapa refleksi misi yang benar dan saat yang sama membangun kegerejaan yang kuat bagi warga GKII:

  1. “Lapangkanlah (enlarge) tempat kemahmu” – perluasan tempat kemah adalah sebuah ajakan untuk memiliki visi besar, berpikir besar, memiliki perspektif besar, dan bertindak hal-hal besar dalam pelayanan. Jangan hanya fokus kepada kesibukan pelayanan rutin internal tanpa pernah melihat ladang besar masih menanti.
  2. “Bentangkanlah (stretching) tenda tempat kediamanmu” – sebuah perintah untuk melewati limit atau kemampuan yang kita miliki. Ini adalah nilai Kemah Injil yaitu keberanian dalam melangkah dengan iman bersama Tuhan. Sebagaimana kita melakukan aktivitas fisik yang justru membuat otot tubuh menjadi kuat sekalipun melelahkan, hal yang sama ketika berbicara soal pelayanan misi gereja.
  3. “Janganlah menghematnya (do not hold back)” – suatu tantangan untuk tidak takut berkorban. Memang ada waktu kekhawatiran dan ketakutan datang, tapi tugas pemimpin dan gembala adalah memutuskan hal membuat takut dan tidak mau berkorban.
  4. “Panjangkanlah (lengthen) tali-tali kemahmu” – pergi ke luar melewati batas-batas berpikir kita. Yesus seringkali menantang muridNya melihat ladang sudah menguning dan siap dituai padahal saat itu panen penuaian masih empat bulan lagi (Yohanes 4:35). Pemimpin gembala patut punya perpektif Yesus yang terus keluar memandang jiwa-jiwa yang belum terselamatkan dan tahu itu adalah tuaian yang siap dituai.
  5. “Pancangkanlah (strengthen) kokoh-kokoh patok-patokmu” – perkuat karakter kita sebagai pemimpin dan perkuat orang percaya sebagai komunitas gereja. Semua perintah untuk memperluas pelayanan dimulai dari fondasi yang kuat yaitu pemimpin harus kuat dalam relasi dengan Tuhan dan jemaat wajib menjadi jemaat yang sehat dan kuat dalam pertumbuhan imannya. Kekuatan pelayanan keluar harus dibarengi dengan kekuatan di dalam gereja. Jika ada atmosfer berbagi kasih, pelayanan pemuridan yang kuat, kepemimpinan yang melayani, maka itu akan penjadi pancang yang kokoh bagi gerakan misi.

Dari refleksi ini, kiranya GKII terus menjadi gereja yang misioner dengan gaya pendekatan misi yang kreatif dan inovatif. Kita harus menghargai masa lalu, namun itu adalah sebuah pelajaran menatap ke depan. Gereja yang misioner namun gaya pendekatan pelayanan yang tidak berubah akan membuat kita tetap jalan di tempat. Tema “Bertambah Lebih Luas” tidak hanya menjadi sebuah slogan namun gerakan bagaimana gereja bermisi namun pada saat yang sama gereja lokal itu sehat dalam pertumbuhan, bertambah dalam keluasan pelayanan, dan berdampak bagi warga masyarakat di mana gereja itu ada. Hanya gereja yang sehat yang akan dapat bermisi dengan baik.

Selamat merayakan HUT GKII ke-95. Mari rayakan dengan aksi nyata dalam dukungan misi dan sekaligus membuat gereja menjadi sehat. Tuhan memberkati.

Jakarta, 1 Februari 2023.