You are currently viewing Renungan Akhir Tahun 2016

Renungan Akhir Tahun 2016

  • Post author:
  • Post category:Kesaksian

Oleh Daniel Ronda

 

Tak terasa waktu sudah menghentar kita pada penghujung hari di tahun 2016. Banyak suka dan duka sudah dilalui, senang dan susah, gembira dan sedih, solusi dan masalah, keyakinan dan kehawatiran datang silih berganti bak gelombang laut tiada berpenghujung. Namun tetap sahaja penyertaan Tuhan itu sempurna buat setiap orang yang percaya dan berharap kepadaNya.

 

Tak ada yang dapat dikatakan selain syukur atas perlindungan buat diri, keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara yang sampai hari ini masih dapat berjalan dengan baik. Gonjang-ganjing di sekitar politik, SARA dan masalah bangsa yang bertemu dengan media baru yaitu dunia digital menjadikan waktu, tenaga dan bahkan spiritualitas dipengaruhi berita-berita dalam media sosial. Walaupun bangsa ini masih berjalan dengan baik, maka tetap ada tanggung jawab moral setiap anak bangsa untuk menjaga negeri ini. Maka ada beberapa perenungan akhir tahun yang dapat menjadi tuntunan dalam langkah-langkah memasuki tahun 2017:

  1. Ketika media sosial gegap gempita dengan berita yang sangat sensitif hendaknya setiap orang percaya cerdas memisahkan mana berita benar dan mana yang bohong (hoax). Jangan sembarangan menyebarkan kebohongan sekalipun itu kelihatan “menguntungkan” bagi di pihak yang sama. Umat harus cerdas dan tidak membagikan kebohongan.
  2. Spiritualitas yaitu hubungan dengan Tuhan itu paling penting. Jangan sampai media sosial sudah memenuhi otak dan hati kita sejak pagi sampai malam sehingga lupa untuk merenungkan kebenaran Firman Tuhan dan menerapkannya bagi diri dan keluarga. Sungguh berharap tradisi berdoa dan merenungkan Firman Tuhan tidak hilang dalam kehidupan orang percaya.
  3. Gunakan media sosial yang dimiliki untuk menyebarkan kebaikan dan cinta kasih kepada sesama. Cerna berita bohong dan lawan kebohongan media jika Anda paham akan duduk persoalannya atau ahli di bidangnya. Jangan dibiarkan semena-mena jari-jari orang jahat, tapi lakukan perlawanan dengan cerdas dan tidak menggunakan kalimat sumpah serapah dalam membelanya. Jangan asal sembarang ketik dan bagikan, jika tak paham cari orang-orang baik dan ahli di bidangnya dan bagikan (share) pandangan-pandangan baiknya. Jari kita itu untuk memuliakan Tuhan.
  4. Jangan pernah melawan negara hanya karena keyakinan politik yang berbeda dengan orang-orang yang sedang memimpin negeri ini. Silakan umat berpolitik, tapi jangan gunakan SARA atau simbol negara termasuk uang negara “dihancurkan” karena tidak suka dengan pemimpin. Gunakan kritik tapi tidak dengan fitnah.

Akhirnya, jangan biarkan media sosial menjadi candu kehidupan. Ada banyak masalah di depan yang perlu diselesaikan. Keluarga sebagai tempat pertama menjaga anak-anak harus diperkuat. Gereja harus bangkit dalam strategi pelayanan dan tidak monoton dengan yang lalu-lalu. Pemimpin umat harus segera menyadari dampak sekulerisasi pada dirinya sehingga kosa katanya tidak lagi kasih dan pengorbanan tapi mengejar materi. Itu harus diwaspadai sekalipun hamba Tuhan, karena pelayanan kerap kali sudah dibungkus dengan nafsu materialisme. Setiap pemimpin harus kembali kepada tugas utamanya menjadi orang yang ahli dalam Alkitab dan bukan ahli dalam mengulas berita politik dan sepakbola atau olahraga lainnya. Dia harus menjadi pendoa syafaat bagi umat dan terlibat dalam pelayanan kasih kepada umat dan masyarakat.

 

Masalah tentu masih banyak di depan, karena selama kehidupan ada maka pergumulan itu tiada ujungnya. Walaupun demikian kasih setia Tuhan itu baik adanya bagi tiap kita yang percaya. Maka ini titipan ayat untuk memasuki tahun baru:

  • Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.
    (Habakuk 3:17-19)
  • Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:22-23).

 

Selamat memasuki tahun 2017. Tuhan menyertai kita semua! (DR)