Pemimpin yang mengembangkan diri sendiri dapat dipastikan akan mampu mengembangkan orang yang dipimpinnya. Ketidakberdayaan seseorang dalam memimpin karena dia lalai mengembangkan dirinya sendiri. Salah satu topik yang penting adalah disiplin diri. Di samping pentingnya disiplin rohani (sudah dibahas), ada disiplin lain yang perlu dimiliki seorang pemimpin.
Yang pertama, disiplin dalam membaca buku. Banyak gembala dikagumi khotbah dan pengajarannya di tahun-tahun awal dia selesai dari sekolah teologi, namun dalam perjalanan waktu efektivitas itu hilang. Mengapa bisa? Itu karena si pemimpin berhenti membaca dan belajar. Padahal di buku klasik karangan Oswald Sanders berjudul Kepemimpinan Rohani jelas ditulis bahwa pemimpin harus secara rutin dan berdisiplin membaca. Apalagi kini di dunia internet, materi bacaan dan audio visual sudah mudah diakses. Wajib hukumnya pemimpin mengkhususkan waktu 1-2 jam untuk belajar tiap hari kecuali “Sabat”.
Kedua, pemimpin perlu disiplin mengatur waktu penggunaan telepon genggam (gadget). Banyak pemimpin terlalu banyak buang waktu menggunakan telepon genggam-nya untuk menonton hiburan, bermain games, mengobrol (chatting), apalagi setelah masa pandemi. Rata-rata dikatakan manusia modern memakai telepon genggam-nya 6-8 jam sehari dalam setahun terakhir ini terutama di masa pandemi. Dari waktu itu mungkin hanya 20-30 persen untuk pelayanan tapi sisanya untuk hiburan. Survei terkini menunjukkan bahwa generasi milenial memiliki kreativitas tapi miskin kedalaman isi (konten) dalam pengajarannya. Itu dikarenakan waktunya banyak dihabiskan di telepon genggam tapi lupa mengisi diri dengan pengetahuan. Pemimpin perlu mendisiplinkan dirinya dalam penggunaan waktu yang efektif dan berketetapan hati untuk bekerja lebih keras dan lebih banyak ketimbang menikmati hiburan.
Ketiga, ada beberapa disiplin lain seperti olahraga untuk menjaga tubuh tetap sehat, mengatur diet makanan, waktu tidur, belajar sesuatu yang baru, juga waktu bersama keluarga. Ini hanya daftar disiplin pribadi yang perlu dikerjakan. Umumnya kita tahu manfaat disiplin itu tapi susah dalam melaksanakannya. Tapi jika tidak mencoba dan bertekad melakukannya maka efektivitas kepemimpinan kita akan tergerus. Justru inilah yang harus kita hindari, karena ketika frustrasi dalam memimpin biasanya membuat seseorang sibuk mencari kesalahan orang atau situasi di sekitarnya dan bukan memeriksa diri.
Ayat Refleksi: “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi (1 Timotius 6:12)”.
Salam Sehat,
Daniel Ronda