You are currently viewing Mengembangkan Diri #5

Mengembangkan Diri #5

Kepemimpinan itu adalah proses pertumbuhan. Bila pemimpin berhenti bertumbuh maka dipastikan organisasi yang dipimpin juga akan mengalami hal yang sama. Tak bisa mengharapkan pertumbuhan organisasi pelayanan tanpa ada pertumbuhan dalam diri pemimpin. Dengan cara apa seorang pemimpin mengembangkan pertumbuhan dirinya?

Pertama, memeriksa apa yang dikonsumsinya sebagai seorang pemimpin. Dalam hal ini konsumsi untuk pikiran. Apa yang masuk di pikiran seseorang itulah yang akan menjadi cara berpikirnya. Selanjutnya cara berpikir seseorang akan menjadi alat penggerak dalam membuat keputusan, berkomunikasi dan bertindak. Apa yang masuk di pikiran maka itu juga yang akan keluar. Dalam renungan sebelumnya sudah sempat disinggung soal pemimpin harus terus belajar/membaca, namun penting memilih juga bukan hanya bacaan tapi hal apa saja yang kita izinkan masuk di kepala kita. Misalnya, jika kita asik menikmati media Youtube, apakah kita hanya konsumsi hiburan atau menonton materi-materi berharga seperti khotbah, seminar, atau materi pembelajaran lainnya. Pemimpin harus memeriksa apa yang  dikonsumsinya, karena itu akan menjadi makanan bagi pikiran dan jiwa kita yang membawa pertumbuhan yang baik atau buruk.

Kedua, berani mencoba sesuatu yang baru atau berbeda. Prinsip kepemimpinan itu adalah tidak mungkin mendapatkan hasil yang berbeda tapi dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Contoh, jika jumlah kehadiran gereja menurun maka perlu bertanya kepada tim pelayanan mengapa ada tren penurunan? Setelah itu mencoba memperbaiki layanan di gereja mulai dari hospitality, pembesukan, liturgi, atau khotbah. Semua dipelajari dan jika sudah ketemu persoalannya maka harus berani melakukan terobosan baru. Yakinkan diri dan juga orang di sekitar untuk berani membuat hal baru. Misalnya jika khotbah lama dan membosankan, cari cara untuk melatih diri dalam mengembangkan khotbah kreatif. Jika itu iliturgi gereja dikeluhkan terlalu lama, maka dicoba membuat ibadah yang lebih singkat namun bermakna dan substansi/karakteristik liturgi gereja tidak hilang. Atau mulai belajar strategi baru bagaimana menggunakan media sosial untuk menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang. Berani mencoba yang baru adalah bentuk pertumbuhan pemimpin yang baik.

Ketiga, pilih rekan, sahabat, dan mentor yang menjadi inspirator. Pemimpin itu membutuhkan sahabat dan wajib memiliki teman-teman di sekelilingnya  yang saling mepertajam. Adagium kepemimpinan berkata: “tunjukkan saya siapa temanmu, maka saya akan memberitahu kualitas kepemimpinmu”.  Pilih sahabat yang dapat saling memperkaya khasanah pengetahuan dan wawasan Anda sebagai pemimpin, bahkan menantang proses pertumbuhan. Tapi ini tidak dimaksudkan untuk mencari orang besar dan hebat menjadi teman, namun teman sekitar yang bisa diajak bertumbuh bersama dalam kepemimpinan.  Selamat bertumbuh dalam kepemimpinan.

Refleksi: – Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya (Amsal 27:17)

Salam Sehat,

Daniel Ronda