You are currently viewing SIKAP PRIA DALAM MENGHADAPI KEMAJUAN TEKNOLOGI UJUNG JARI

SIKAP PRIA DALAM MENGHADAPI KEMAJUAN TEKNOLOGI UJUNG JARI

Pdt. Kadarusno Edut
Disampaikan pada Seminar Kaum Pria
GKII Daerah Sintang Kalbar, 20 Sep 2019

Pendahuluan

Kita tidak bisa pungkiri lagi bahwa kita sedang berada di dunia yang benar-benar sudah maju, Tidak lagi seperti pada zaman (old) dulu. bahkan zaman sekarang sudah melampaui zaman robot). Kata “zaman” atau sekarang juga disebut dengan “generasi”.

Paling tidak dalam kurun waktu 100 tahun belakangan ini telah terjadi 5 generasi yang berbeda. Seperti generasi Baby Boomers, X, Y, Z dan Alpha. Saya tidak mengupas ciri-ciri daripada generasi tersebut karena tentu kita dengan mudah mendapatkan penjelasanya di internet.

Generasi sekarang juga disebut sebagai “generasi ujung jari”. Mengapa? Karena semua yang kita inginkan cukup mengetikkan dengan ujung jari semua yang kita inginkan bisa terlaksana dan tercapai. Itulah kira-kira gambaran generasi sekarang.

Orang hari ini tidak harus selalu belanja di mal. Orang tidak perlu bersusah-susah lagi untuk mencari baju dan memilih baju di toko-toko dengan membuang waktu, berkelilng dari toko yang satu ke toko yang lain. Sekarang cukup mengetik dismartphone sesuai dengan keinginan lalu tunggu 1 dan 2 hari baju sudah ditangan.

Mau menu makanan yang disukai tidak perlu lagi lama-lama antri di warung atau rumah makan untuk mendapatkan makanan yang disukai. Cukup memesan dengan makanan serba online itu juga ada diujung jari. Semua serba di ujung jari. Itulah generasi sekarang.atau disebut generasi Aplha.

Kemajuan ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi gereja dan orang percaya, namun disudut yang sama menjadi peluang terbesar bagi pekabaran Injil, yang sangat luas dan terbuka. Puji kepada Tuhan.
Tantangan terberat adalah

Sikap induvidualistik. Kehidupan sosial di kalangan gereja pun bisa terabaikan. Komunikasi tatap muka mulai tergerus dengan komunikasi pesan instan.

Tentu sudah mulai terasa tidak lagi peduli dengan keadaan yang terjadi disekitarnya. Kalau ini terjadi di dunia pelayanan (gereja) ini merupakan tantangan berat bagi gereja yang berada di generasi millennial ini.

Gereja harus bersikap, gereja sebagai institusi rohani harus tetap berjaya dalam menjawab tantangan ini. Gereja tidak harus kehilangan resistensi pengajaran oleh karena kemajuan ini, namun juga gereja harus mewaspadai ekses negatif atas pengaruh kemajuan dunia digital terhadap kehidupan gereja.

Apa Sikap?

  1. Takut akan Tuhan (Ams 1:7a)
    Titik fokus dalam menghadapi semua kemajuan ilmu pengetahuan di dalam dunia ini ialah “takut akan Tuhan”. semua kembali kepada Tuhan, ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi digunakan untuk kemuliaan nama Tuhan.
    Paulus jelas menegaskan hal ini dalam Roma 11:36 – “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.” artinya semua kemajuan teknolgi dan apapun namanya adalah dalam rancangan Allah bagi umat manusia. Karena segala sesuatu adalah dari Dia dan untuk Dia. Jadi dengan demikian jika ada yang bermaksud menciptakan sesuatu untuk kepentingan pribadi lalu menyalahgunakannya itu bukan rancangan Allah.
    IPTEK diamanatkan untuk membantu manusia mengembangkan kreatifitas dalam rangka melayani Tuhan. sebut saja dengan sistem informasi digital, gereja dapat mengunakannya untuk menginformasi tentang kegiatan pelayanan gereja dengan mudah. Jemaat tidak bersusah-susah lagi untuk mencari warta gereja. Memberikan informasi tentang yang berulang tahun, baik hari ulang tahun lahir dan ulang tahun pernikahan. Dan juga Kemudian bisa menggerakkan jemaat untuk memberikan bantuan dan sumbangan dengan cepat serta terdata. dsb.
  2. Melakukan kehendak Allah (Kis 13:36)
    “Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan disamping nenek moyangnya dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan”.
    Seperti Daud pada zamannya melakukan kehendak Allah kita sekarang pun harus tetap melakukan kehendakNya. Mau tidak mau suka tidak suka teknologi sekarang adalah bagian daripada hidup manusia. Teknologi digital selalu menemani kita baik waktu pagi, siang dan malam hari. Membantu kita dalam mengambil keputusan dan kebijakan, dalam mencari nafkah dan melayani Tuhan. Namun kita juga menyadari bahwa dampak negatif dalam kehidupan kita bukan saja dari kemajuan dunia digital, bisa juga dari media tradisional lainya. Sama bahayanya dapat memberi dampak negatif terhadap iman Kristen jika tidak disikapi dengan baik.
  3. Teladan hidup (II Tim 3:10)
    “Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku”.
    IPTEK tentu memiliki 2 dampak.
    a. Dampak positif, kemajuan dunia digital jika digunakan untuk hal-hal yang baik, untuk saling mendorong dan menciptakan kemajuan bersama, saling memberikan masukan, support satu dengan yang lain tentu akan membawa hal yang positif. Sebaliknya:
    b. Dampak negatif, kemajuan teknologi digital juga bisa sangat berdampak pada sisi yang negatif. Contoh, Sifat iri hati bisa berakhir diujung jari. Marah dan dendam dsb, jika tidak berhikmad dan tidak dikelola dengan baik berakhir juga diujung jari. Karena tulisan lisan adalah sesungguhnya ungkapan dari dalam hati seseorang.
    Jadi yang dubutuhkan dalam menyikapi kemajuan teknologi digital ialah teladan hidup. Dibutuhkan pribadi-pribadi yang tidak hanya tahu kebenaran namun menjadi pribadi yang menghidupi kebenaran itu sendiri.

Memang sikap gereja dan orang percaya terhadap IPTEK tidak boleh bak Burung Unta: bermata tidak melihat, bertelinga tidak mendengar ekses negatif dan positif harus disikapi, terutama oleh kaum pria dan gereja Tuhan hari ini.

Demikian semoga bermanfaat! Selamat mengikuti Seminar Kaum Pria, Tuhan memberkati.